Friday, October 27, 2017

Siapa sebenarnya Hendriadij?


Anak Desa Anti Mainstream

Siapa sebenarnya Hendriadij? Apakah dia seorang manusia? Atau sejenis tumbuh – tumbuhan? Pertanyaan inilah yang sering ditanyakan oleh masyarakat, terlebih masyarakat desa. Pertanyaan ini juga yang sering menghantui warga tentang siapa sosok dibalik nama “ Hendriadij “. Menjadi bahan perbincangan sana – sini, menjadi buah bibir dimana – mana. Sehingga  buah – buahan lainnya menjadi iri dengannya. Saya akan jelaskan siapa sebenarnya hendriadij itu. Maka simaklah baik – baik.

Hendriadij lahir dengan nama asli Hendri Adi Rimbawan, pada 25 juni 1999. Lahir di Dusun Pasiraman, Desa Katekan, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, Negara Indonesia, Benua Asia, Planet Bumi, Galaksi Bimasakti, Kode Pos 58153. Dia adalah Anak Desa Anti Mainstream. Anti Mainsteam sendiri adalah sebuah sikap yang berasal dari lahir maupun yang terbentuk oleh lingkungan untuk tidak mengikuti apa yang biasanya orang mainstream (biasa) lakukan. Sikap Anti Mainstream ini adalah sikap orang yang tidak suka mengikuti trend yang sedang berlangsung, tidah suka memilih hal yang dipilih kebanyakkan orang, dan selalu ingin menjadi yang paling beda dari orang lain. Hendriadij dikenal menjadi anak desa Anti Mainstream itu sejak bayi. Bahkan sejak masih di dalam kandungan. Salah satu contoh hal anti mainstream yang terjadi saat itu adalah saat ibunya hamil, ibunya tidak nyidam apapun. Yang nyidam adalah bapaknya. Saat ibunya hamil, malah bapaknya yang ingin makan aneh – aneh. Aneh yang dimaksud disini bukannya makan paku, beling, ataupun uang rakyat. Tapi ya ingin makan saja, buah – buahan, mie ayam, bakso. Dan untungnya yang nyidam itu bapaknya. Coba yang nyidam ibunya pasti nyidamnya lebih aneh,mungkin malah ingin dibeliin sawah 7 petak, uang beberapa juta, dan paket umroh serta haji. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa wanita di dunia ini itu materialistis. Tapi meskipun begitu, Hendriadij tetap sayang sekali dengan kedua orang tuanya. Keuntungan yang kedua saat bapaknya yang Nyidam dan ibu yang hamil, karena bisa saling melengkapi. Cuma ini akan jadi masalah kalau misal ibunya yang nyidam, dan bapak yang hamil. Kan jadi repot urusannya? Iya kan? Iya aja deh.

Meskipun sejak kecil Hendriadij hidup serba kekurangan, tapi ia tak pernah mengeluh. Pernah mengeluh sih, tapi jarang – jarang juga. Karena dia tahu bahwa Tuhan tidak akan membiarkan hamba-Nya mati kelaparan setelah bekerja keras untuk bertahan hidup. Karena sedikit pun uang yang kita miliki pasti bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan sebanyak apapun uang yang kita miliki tak akan pernah cukup untuk memenuhi gaya hidup. Ya terkadang terlintas dikepalanya, jadi orang kaya itu enak, mau apa – apa tinggal gesek Kartu Kredit. Beda sama orang miskin, mau apa – apa tinggal gesek KTP, untuk jaminan pas ngutang.
Hendriadij sekolah di SD Negeri 4 Katekan. Ia masuk SD pada umur 6 tahun lebih beberapa hari, beberapa jam, dan beberapa detik.  Di SD N 4 Katekan itu tidak ada Taman Kanak – Kanaknya, sehingga umur 6 tahun sudah harus masuk Kuliah sekolah dasar. Umur 6 tahun dia masih lucu – lucunya, banyak orang yang kepengen untuk nyium. Beda dengan saat dia dewasa, jangankan nyium, melihat wajahnya saja tetangganya langsung kena tipes 2 hari. Dan harus berobat menggunakan kartu

BPJS. Kasihan yah? Hehehehe.

Mungkin masih ada pertanyaan yang mengganjal, kenapa kok namanya “ Hendriadij “. kok bukan “ Hendriadir ” ? atau mungkin pakai huruf lain selain J, misal “ Hendriadik “ , “ Hendriadiw “ , “ Hendriadix ”, “ Hendriadizzzzz “ , atau apalah gitu?. Apasih sebenarnya misteri dibalik huruf J ?

Sebenarnya bukan misteri sih, dulu dia menggunakan nama Hendri Adi saja ( tulisan saja hanya pelengkap), lalu setelah melakukan penelitian serta survei ke berbagai tempat, nama ini dirasa terlalu Mainstream. Perlu diketahui bahwa Hendriadij itu membenci hal – hal yang berbau Mainstreamisme. Lalu huruf J berasal dari mana? Ya, dari Alfabet lah. Masa dari huruf aksara jawa. Kemungkinan huruf J diambil dari nama Junior, jadinya ialah Hendri Adi Jr. Mengingat nama itu pernah menjadi nama Facebook dia selama beberapa minggu, sebelum berganti menjadi Hendriadi claloe cyanx amue clamaenxa. ya meskipun agak menjijikan sih.

Atau nama J berasal dari nama sang bapak, perlu diketahui bahwa nama bapaknya berawalan dengan huruf J, yaitu Bapak Jami’an. mungkin juga J diambil dari tempat tinggalnya, yaitu Jawa Tengah.
Atau pilihan terakhir, nama J diambil dari statusnya, yaps JOMBLO . Hendriadij sudah jomblo sejak jaman Dinasaurus  masih pubertas sampai saat ini Dinasaurus udah punah.  yang tersisa hanya fosil beserta kenangan yang dulu ada. Alasan ini sebenarnya yang paling masuk akal sih. Tapi entah itu benar atau tidak? Nobody’s Know.
 
Kurang lebihnya itu sih, tentang siapa Hendriadij. Saya tidak akan menjabarkan tentang dia panjang – panjang. Karena ini cerita, bukan jarak matahari ke pom bensin terdekat. So, tetaplah membaca karena membaca adalah jembatan ilmu. Tapi, bila tulisan diatas tadi tidak mengandung ilmu, setidaknya kalian telah menyia – nyiakan waktu beberapa menit dalam hidupmu. Hehehehe..

~ TAMAT ~

Wednesday, October 18, 2017

Sunat Berhadiah Sepeda



Saya masih ingat betul saat pertama kali dibelikan sepeda baru oleh emak. Saat itu saya kelas 6 SD, dan sudah saatnya untuk disunat. Sebenarnya takut sih, cuman si emak membujuk saya untuk tetap sunat dengan iming – iming dibelikan sepeda baru. Saat itu saya iya – iya saja tanpa memikirkan resiko dan beban yang akan saya temui di masa depan. Dan di desa setiap ada hajatan besar pasti akan ada perayaan. Memang itu tradisi turun – menurun dari nenek moyang yang seorang pelaut, Gemar mengarung luas samudra... Menerjang ombak tiada takut... Menempuh badai sudah biasa... *maaf kebawa suasana..
Dan seketika saya setuju dengan tawaran si emak. Keluarga besar saya pun menyelenggarakan Rapat Paripurna membahas tentang perayaan besar – besaran. Setelah seluruh anggota keluarga kumpul, barulah Rapat ini dimulai. Belum ada 5 menit, saya melihat ada beberapa anggota Rapat sudah menguap. Mulut mereka terbuka layaknya vakum cleaner yang sedang menghisap mangsa. Dan di menit ke 10, orang yang menguap tadi mulai menaruh kepalanya di meja, tertunduk dengan beralaskan kedua tangannya di atas meja. Saya mulai berpikir “ Jadi seperti ini toh rasanya, pas Rapat malah ada yang tidur. Sudah seperti Anggota DPR saja “. Akhirnya Rapat yang tidak jelas tadi menghasilkan sebuah kesimpulan bahwasanya mau tidak mau saya harus sunat 2 minggu lagi. Acara pesta perayaannya akan dipersiapkan oleh keluarga.
Mendengar kesimpulan ini, sempat hati ini ragu dengan keputusan ini. “ Apa benar saya harus berpisah dengan ujung mungil yang saya punya? “ tanya saya dalam hati. Tapi iming – iming sepeda baru dari emak sering menghapus keraguan dalam jiwa. Sehingga waktu 2 minggu berlalu begitu saja.
 Tepat hari ini, saya harus merelakan kepergian ujung mungil ini. Mau tidak mau harus tetap berpisah, karena Acara perayaannya pun sudah akan digelar. Sudah ada tenda – tenda dipasang di depan rumah, sounds system pun sudah lengkap. Seperti ada kesenangan yang akan digelar disaat saya harus berpisah dengan ujung mungil.
Saatnya telah tiba, Malaikat Izra’il Sopir pun sudah datang untuk menjemput saya. Saya dan keluarga beserta teman teman saya mulai masuk mobil. Mobilnya ber-AC namun menjadi sumpek karena kebanyakkan muatan. Saya juga bingung, mengapa teman teman saya ikut ke tempat sunat. Fungsi serta manfaat mereka sebenarnya apa sih? Ingin menyemangati? Saya ini mau sunat bukan mau tanding tinju. Jadi gak perlu dukungan yang berlebihan juga sih. Tapi tak apa – apa juga, setidaknya kehadiran mereka membuat mobil menjadi rame dan sumpek. Sesampainya di tempat sunat, saya dan keluarga mendaftar dulu. Dan harus menunggu antrian / giliran untuk dipanggil. Saya melihat ada anak cowok lain yang lagi ngantri untuk sunat juga. Badannya lebih besar dari saya. Kulitnya lebih gelap dari kulit saya. Nampaknya, ketika dia besar dia pantas jadi pemain SMACKDOWN. Saat saya melihatnya, tiba – tiba dia juga melihat ke arah saya. Akhirnya kita berdua lihat – lihatan. Dia melihat saya dengan tatapan sinis meremehkan. Kalau saya bisa membaca isi hatinya, pasti dia sedang meremehkan saya yang tubuhnya kecil ( bahasa pengganti : KONTET). Tatapannya seakan – akan ketika saya disunat nanti saya pasti menangis yang luar biasa. Setelah menatap saya dengan begitu mesra sinis, akhirnya dia dipanggil untuk disunat terlebih dahulu. Gayanya belagu masuk ke kamar sunat sambil mendorong pintu dengan kakinya. Padahal jelas – jelas tertulis di pintunya “TARIK”. Mau ditendang sekalipun gak bakal kebuka itu pintu. Saya Cuma bisa nahan ketawa nahan tingkah aneh orang ini.
Saat dia sudah masuk ruangan sunat, tak lama terdengar suara jeritan yang menggema. Rasa ragu saya yang berminggu minggu saya pendam kini muncul secara perlahan. Jeritan anak tadi, semakin lama semakin keras. Dalam hati bertanya – tanya “ Masa iya makhluk mengerikan tadi takut disunat? “. Semakin hati ini ragu untuk berpisah dengan si ujung mungil. Tak berselang lama, si Anak belagu ini keluar sambil mengusap air matanya. Ia meninggalkan tempat sunat dengan wajah tertunduk dan badannya lemas. Tiba – tiba terdengar suara aneh yang menyeramkan. Ternyata itu suara panggilan untuk nomer urut saya. Saya terkejut, seakan tak percaya. Sudah tiba masanya untuk saya berpisah dengan si Ujung mungil ini. Bertahun – tahun kita sudah bersama, mengalami peristiwa suka maupun duka. Berat rasanya kaki ini melangkah menuju ruang sunat. Perlahan demi perlahan saya buka pintu ruangan. Saya melihat ada 2 dokter yang menyiapkan alat – alatnya. Ada gunting, pisau, wajan, microwave, teflon. Maaf, ternyata saya salah masuk ruangan, itu dapur.

Akhirnya saya masuk ruangan sunat, dan terjadilah.....
 
( maaf cerita sunat harus disensor karena mengandung unsur – unsur yang tidak begitu penting  untuk dipublikasikan)

Setelah saya disunat, saya diperbolehkan untuk pulang. Setelah keluar ruangan sunat, teman – teman saya bertanya bagaimana rasanya. Bahkan pak sopir pun juga tanya bagaimana rasanya. Sempat kesel juga sih, ya kan pas sunat dikasih obat penghilang rasa sakit, ya saya gak ngerasaiin apa - apalah. Memang berharap saya sunat rasanya apa? Anggur? Melon?Nanas? Buah Naga? Atau Naga beneran sekalian. Tapi memang gitu, disaat ada yang sunat pasti akan ada pertanyaan kampret itu muncul.
Akhirnya saya dan semua orang yang mengantar saya balik ke rumah. Di rumah kita sudah ditunggu oleh keluargs besar saya. Saat kurang beberapa meter dari rumah, malah mobilnya mogok. Terpaksa saya dan rombongan tadi jalan kaki. It’s ok, i’m fine.

Next saja.. ceritanya jangan panjang – panjang.. nanti dikira daftar dosa kalian lagi.. :v

Oh iya, 1 minggu kemudian dari hari itu, saya dibelikan sepeda oleh emak. Langsung dari toko sepeda. Senangnya hati ini tak karuan. Akhirnya bisa pamer. Hehehehe..

Sunday, October 15, 2017

Pertama Kali Jatuh Cinta



Masa SMP saya dimulai sekitar tahun 2011. Saat itu saya masih berumur 12 tahun lebih setengah abad deh. Hehehe... saya masih ingat saat itu saya masih lucu – lucunya. Masih kayak anak panda yang baru saja lahir dari rahim singa. Entah kenapa sejak SD dulu dandanan saya bisa dibilang cupu. Dengan baju yang dimasukkan ke celana, rambut klimis rapi hasil dari minyak jelantah, dengan sepatu hitam bergambar Master Limbat yang lagi dikubur hidup – hidup, Pokoknya culun banget. Tapi itu cuma penampilan, soal tingkah laku sudah sejak SD memang sudah pecicilan. Apalagi kalau pas jam olahraga terus temen – temen ngajak main barbie  Sepak Bola. Saya pasti langsung disuruh jadi pemain depan. Ada dua tugas yang diemban oleh pemain depan, yaitu mencetak gol ke gawang lawan dan mengajak ngobrol kiper lawan. Nah, kebetulan saya kebagian tugas yang kedua. Tapi jangan salah, setelah saya ajak ngobrol dengan otomatis kosentrasi sang kiper pun menjadi buyar. Sehingga ada bola yang mengarah ke gawangnya pun ia tidak peduli. Tugas yang saya emban bukannya mudah, karena kita harus pandai mencari topik pembicaraan yang up to date agar sang kiper tertarik. Apalagi kalau dikasih bumbu – bumbu sensasi seperti acara gosip di Tv – Tv. Dan jika kebetulan saya yang mencetak gol. Saya diarak temen temen keliling desa. Menemui pak RT, pak RW, pak Kepala Desa sebelum pada akhinya saya dibuang ke Hutan. Hehehehe..
Kebanyakkan orang sudah melupakan masa SMP nya. Namun tidak dengan saya, saya ini ANAK DESA ANTI MAINSTREAM. Saya tidak akan mengikuti kebiasaan yang dilakukan orang – orang biasa. Saya masih mengingat masa SMP saya karena pada saat SMP lah saya mengalami yang namanya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Saat itu saya masih kelas 7, masih polos – polosnya. Masih anak kecil yang suka narik ingus masuk ke hidung lagi. Kalau ingusnya susah ditarik, ya dibersihkan pakai lidah. Uhhh.. rasanya hampir sama dengan royco rasa kaldu ayam.
Saya saat itu naksir dengan temen cewek sekelas saya. dia rambutnya panjang, diikat satu di belakang, kulitnya putih kayak kena penyakit panu sekujur tubuh, dan yang terpenting wajahnya imut kayak boneka barbie. Namanya LUKMAN (nama samaran). Entah kenapa setiap saya melihat dia rasanya ada yang muter musik di kepala saya. Setiap melihat dia tersenyum, rasanya seperti melihat gunung anak krakatau merantau ke Sulawesi, seneng banget pokoknya. Melihat dia jalan, saya cuma bisa melongo. Apalagi kalau rambut panjangnya tadi berkibar – kibar, sontak tangan kanan saya hormat sambil nyanyi lagu Indonesia Raya.

Pada intinya, saya sangat mengagumi dia. Dan saat itulah saya merasakan yang namanya jatuh cinta.
Saya ingat saat kelas saya disuruh jadi petugas upacara untuk yang pertama kalinya. Dan kebetulan saya dan dia sama – sama ditunjuk untuk jadi petugas upacara. Pada saat itulah, akhirnya saya bisa ber-sebelasan dengan si LUKMAN (nama samaran). Ya karena saat itu petugasnya ada sebelas orang. Saat itu saya disuruh jadi penjemput pembina upacara. Dan dia yang membaca teks janji siswa. Kebetulan, tempat kita berdiri itu berdampingan. Uhhh.. rasanya kayak ada angin sepoy – sepoy menghampiri jiwa ini. Entah kenapa, muncul satu orang dari belakang menggeser posisi si Dia. Jadi si kampret ini berada diantara saya dan si LUKMAN ( nama samaran). Ternyata dia ketua kelas kita. Badannya tegap, tinggi, besar, kulitnya hitam,pakai seragam lengkap. udah mirip genderuwo habis ikut seleksi ketua OSIS lah. Entah kenapa, yang tadi fokus saya ke si LUKMAN (nama samaran) kini berganti ke sang ketua kelas kampret ini. Meski pandangan saya terhalang oleh kampret ini, sesekali saya mencuri pandangan ke si LUKMAN (nama samaran). Melihat keringatnya menetes, ingin sekali rasanya saya mengusapnya dengan tisu. Dan saat saya memandangi si LUKMAN (nama samaran) , saya melihat keringat si ketua kelas kampret ini juga bercucuran, ingin rasanya saya mengusapnya dengan karung goni basah. Agar muka si ketua kelas ini tidak hangus terbakar. Suara lantang sang ketua kelas ini terdengar sampai sanubari,seiring dengan itu bau keteknya pun mulai mengendus lubang hidung saya. Namun karena saya kalah tinggi, saya cuma bisa diam sambil nunggu giliran untuk latihan. Lama – kelamaan hidung saya mulai bereaksi terhadap gas beracun dari ketek si ketua kampret ini. Kepala ini mulai pusing, pandangan menjadi kabur, perut terasa ingin mual – mual. Dan seketika muncul petanyaan di kepala, “ Apakah saya hamil? “  eh.. bukan. Muncul pertanyaan “ Apakah ini karena hidung saya terinfeksi oleh bau ketek si kampret ini ya? ”  mungkin karena nyium bau ketek si kampret ini sehingga latihan 2 jam serasa kayak 350 tahun dijajah Belanda.
 
Seiring panas terik matahari yang seakan akan membuat otak kita ini meleleh. Tak berselang lama, wali kelas pun menyuruh kita untuk bubar. Akhirnya kita semua masuk ke kelas, kecuali si ketua kelas kampret. Dia masih sibuk dengan wali kelas. Maklum biarpun si ketua kelas kampret ini KAMPRET , tapi dia adalah salah satu murid terpandai di PLANET  Kelas saya. Maka tidak heran kalau dia dekat dengan para guru di sekolahan.

Bersumbang...

JANGAN PILIH LAKI – LAKI BAIK…!!!

  JANGAN PILIH LAKI – LAKI BAIK…!!!     Jika kamu kebetulan membaca ini, entah melalui perantara apapun itu.  PERCAYALAH.. Anda adalah o...