Sunday, February 16, 2020

BULLYING..!!!! Saya Pelaku dan Saya Korban

Beberapa saat ini kasus " Bullying " sedang marak menjadi sorotan di sosial media. banyak dari korban " Bullying " yang merasakan depresi, trauma, bahkan sampai melakukan bunuh diri. sungguh sangat disayangkan hal itu terjadi. namun bagi kalian yang belum tau atau belum paham tentang " Bullying " saya akan sedikit berbagi pengetahuan saya tentang apa itu " Bullying ". let's cekidot..



Menurut Wikipedia,

Bullying dalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar suku, ras, agama, seksualitas atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.

sementara menurut Saya sendiri, Bullying adalah Perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang dimaksudkan untuk menyakiti / menekan orang  lain yang dianggapnya lemah, baik itu secara verbal, fisik ataupun psikis.

Saya pun pernah melakukan Bullying ( maybe )

sedikit cerita..

Saya sekolah di Sekolah Dasar di desa saya. maklum saya lahir dan besar di desa. maka orang tua saya pun seperti tidak punya pilihan lain selain menyekolahkan anaknya yang tampan ini untuk sekolah di desa. nah cerita ini dimulai saat saya menginjak kelas 2 sekolah dasar. saya saat itu masih polos sekali dan masih imut seperti boneka santet.. hehehe..

Hari itu, saya berangkat seperti biasa. memakai seragam, sepatu, tas dan tak lupa pakai celana juga dong. saya berangkat dengan semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu sebanyak - banyaknya. setelah sampai sekolah saya baru tau bahwa ketua kelas kami, (sebut saja namanya Doni) si Doni tidak masuk sekolah dikarenakan sakit / urusan keluarga. saya selaku wakil ketua kelas yang diakui secara de jure dan de facto akhirnya harus menggantikan tugas dari ketua kelas kami yang tidak masuk sekolah. seperti sekolah pada umumnya, saya disuruh untuk memimpin doa diantara teman - teman. semua berjalan lancar sampai jam istirahat pun berbunyi.

Saya lupa entah di jam pelajaran ke berapa, Guru saya menyuruh saya untuk mengkondisikan teman - teman agar tidak keluar dari kelas. Guru saat itu bilang ke saya bahwa ada rapat sehingga jam pelajaran harus kosong. dan saat itu ada dua teman saya ( Sebut saja Desty dan Kaniya ), mereka berdua berniat jajan keluar kelas. otomatis mau tidak mau harus saya stop dong, karena dapat mengganggu kestabilan ekonomi dunia. wkwkwk..

Mungkin cara melarang saya yang salah atau saya yang lupa memberikan alasan kenapa melarang mereka jajan saat itu sehingga satu temanku, Desty pun merasa tersinggung. namun semua masih bisa terkontrol sampai jam pelajaran selasai dan pulang.

Keesok harinya, saat kakak perempuan saya sedang menyuapi adiknya yang tampan ini, tiba - tiba Bapaknya Desty datang dan mencari Ibu saya. ( Fyi : Ibu saya terkenal galak seantero jagat raya).
nah si Bapaknya Desty ingin ketemu Ibu saya, supaya ngasih nasehat kepada saya agar tidak menakali si Desty. rupanya si Desty bilang ke Bapaknya kalau saya melarangnya untuk jajan. beruntungnya saat itu Ibu saya sedang pergi ke Pasar. sehingga Bapaknya Desty hanya berdiri di depan pintu sembari memelototi saya yang sedang mengunyah makanan. nah, karena saya merasa saya tidak melakukan hal yang salah. saya merasa dendam dengan si Desty dong. kenapa hal seremeh itu harus bilang ke orang tua segala. toh saya juga tidak meminta uang jajannya ya kan? itu pikirku saat itu. beberapa hari setelah itu saya selalu merasa sangat benci dengan si Desty. sampai mungkin menghasut teman - teman saya untuk tidak menemani si Desty. dan yang saya heran, teman - teman saya pun seakan menuruti apa kemauanku itu. konflik saya dengan Desty terus berlangsung sampai beberapa tahun. semacam candu, saya pun mengulangi hal tersebut setiap saya bertengkar dengan teman saya. saya pandai menghasut teman untuk mengucilkan seseorang. ( sungguh perilaku yang tidak untuk dicontoh ya teman..) :)

Saya sampai berada di titik dinasehati beberapa orang tua yang merasa anaknya saya dzolimi. tak terhitung juga saya dihajar oleh ibu saya karena kenakalan saya itu. saya juga pernah meminta uang saku teman saya. walau jumlah saat itu hanya Rp. 100 per anak, saya minta ke beberapa teman saya dengan polosnya mereka mengasih  uang tersebut. namun di tahun 2009, uang segitu masih lumayan berharga. uang itu saya kumpulin untuk buat beli buku gambar yang sudah ada gambarnya.. eh gimana si.. maksud saya buku gambar yang tinggal mewarnai saja itu loh. saya lupa tepatnya beli 4 / 5 buku gambar itu. nah, sialnya ada teman saya yang ngadu ke ibu saya. langsung saja saya kena tumbuk oleh ibu saya. saya dibanting oleh ibu saya layaknya pemain smackdown. saya dihajar sampai nangis sekenceng - kencengnya. akhirnya saya tau bahwa yang saya lakukan itu salah. saya harus mengembalikan uang mereka, uang yang sudah saya belikan buku gambar tersebut. saya merasa bersalah sekali. saya juga tidak tau kenapa saya melakukan hal itu, mungkin karena orang tua saya yang jarang ngasih uang saku sehingga saya melampiaskan semua itu ke teman saya. namun setelah saat itu saya benar - benar kapok. walaupun masih ada beberapa anak yang ngadu ke orang tua mereka padahal hanya masalah sepele. ya saya terima saja nasehat dari orang tua teman. toh orang tua mereka gak main fisik ke saya kan?.

setahun kemudian, tepatnya saya kelas 5 sekolah dasar.
saat itu teman saya tidak masuk sekolah, namanya Beby ( nama disamarkan dong ). saat itu baru marak - maraknya hape untuk kalangan anak kecil. meskipun hapenya cuma merek NOKAI layar kuning, namun untuk anak umur segitu sudah wow banget. nah, si Beby ini sms ke saya, tanya ada pr atau tidak. ya saya bales meskipun saat itu hanya pake hape Bapak. saya bales ada PR bla bla bla...
Ternyata kakak saya baca itu sms, saya pun dijodoh - jodohkan dengan si beby. saya sebagai pria tampan dan dikagumi wanita seantero dunia, saya tersinggung. ya saya ngambek dengan kakak saya. mungkin saat itu saya juga marah ke beby karena nanya terus. sehingga obrolan kita di sms tidak ada juntrungnya.
dan keesok harinya, saat beby berangkat bareng teman - teman lainnya. sementara saya terbiasa berangkat sendiri.

si Beby cerita ke Huda ( nama disamarkan )

Beby : Kemarin aku sms si Hendri, tapi jawabannya kayak marah gitu..

Huda : Siap - siap lu gak ditemenin

begitu sampai sekolah, ternyata benar. saya tidak menyapa Beby sepatah kata pun. karena masih terngiang di kepala ejekan oleh kakak dan orang tuaku soal sms-an dengan Beby.

si Beby yang sudah dibilangin si Huda pun merasa saya menyuruh teman - teman mengucilkan dia. padahal saya sama sekali tidak tau apapun. mungkin prasangka itu terbentuk dari kisah - kisah sebelum ini. nah, si Beby pun ngadu ke orang tuanya. saya gak tau apapun itu tiba - tiba didatangi orang tua Beby. sontak Ibu saya murka semurka - murkanya kepada saya. terlalu banyak hal yang saya lakukan sehingga banyak mencemarkan nama keluarga. tapi saya pun tidak tau apa - apa.

Kemarahan Ibu saya berlanjut sampai mendatangi Kantor sekolahan dan meminta agar saya dikeluarkan saya dari sekolah. namun para guru tidak mengabulkan apa yang Ibu saya inginkan. karena di mata guru, saya ini siswa yang berprestasi. jangan hanya masalah seperti ini sampai dibesar - besarkan, begitu ucap salah satu guru.

saya pun sudah tidak tau lagi apa yang harus saya lakukan. saya tidak berbuat nakal pun tetap saja saya disalahkan karena perbuatan saya di masa lalu. padahal saya benar - benar taubat saat itu. saya kapok - sekapok kapoknya.

semua mulai bejalan normal saat sudah naik kelas 6. sifat otoriter dan arogan saya pun perlahan mulai hilang seiring bertumbuhnya isi otak saya. namun saya yakin, teman saya gak semudah itu melupakan kesalahan saya. meskipun saya pelakunya, saya pun menerima hal itu. saya juga minta maaf kepada teman - teman saya yang merasa saya dzolimi saat itu. saya sangat menyesal.

ini adalah cerita kenakalan yang saya lakukan sewaktu sekolah dasar. mungkin beberapa dari kalian merasa ini bukan termasuk " Bullying " karena semua saya lakukan itu berdasarkan alasan. meskipun sangat tidak dibenarkan untuk ditiru siapapun.
atau ada yang merasa bawha ini sebuah tindakan yang sudah keterlaluan, ya saya dapat memaklumi pendapat itu. tapi mungkin lebih fair kali ya jika kejadian ini dibilang salah satu bullying yang pernah saya lakukan.

tidak sampai disini saja, kisah ini berlajut ketika saya sekolah menengah pertama.

Saya sekolah di smp favorit se-kecamatan. karena memang itu satu - satunya smp negeri saat itu. dan di sekolah ini saya mendapatkan teman yang lebih beragam dan lebih banyak dari sebelumnya. saya terpilih masuk kelas A. kebetulan saya termasuk jajaran siswa yang agak cerdas. perlu diketahui bahwa Kelas A dihuni oleh 10 top siswa berprestasi di sekolahan. Alhamdulillah.. saya termasuk dalam urutan 5 besar di dalamnya. hehehe.. pamer..

Saya punya banyak teman baru. ada juga beberapa teman yang lama. dan kebetulan di kelas A ini, saya satu kelas dengan si Rendi ( nama disamarkan ). dia adalah tetangga desaku sehingga cukup sering ketemu walau saat itu belum tau nama masing - masing. awalnya si Rendi ini baik dengan saya. kita sering ngobrol bareng sewaktu masa pendaftaran sekolah. entah kenapa beberapa minggu setelah itu sikap Rendi berubah drastis ke saya. dia sering mengejek saya " monyong " di depan teman - teman saya. awalnya saya geram, karena saya tidak merasa punya salah dengan dia. kenapa dia melakukan itu pada saya? begitu pikir saya saat itu. dari hari ke hari ejekan si Rendi makin menjadi - jadi. aku pun mengikhlaskan saja asal kejadian itu tidak berlanjut main fisik.

Ternyata saya salah, Rendi tak cukup sampai di mengejekku saja. dia kerap kali menyenggol saya sewaktu berjalan. memang postur tubuh dia tinggi tegap dibanding saya yang agak minimalis ini. sering kali ketika main bola, badan saya jadi sasaran empuk si Rendi. i don't know what it happen.

sampai sewaktu itu, kelas mengadakan acara bersih - bersih. semua anak disuruh untuk membawa sabit. sabit ini digunakan untuk memotong rumput di depan kelas yang sudah meninggi layaknya hutan belantara. kebetulan saat itu saya bawa sabit dari rumah. saya mulai berfikir kacau saat itu. jika si Rendi macem - macem lagi, saya tebas dengan sabit punya saya. memang bibit psikopat mulai muncul dalam otak saya saat itu.

Dan apa yang saya khawatirkan benar terjadi. Rendi masih saja menghinaku di depan teman - teman. dan beberapa saat setelah itu, tanganya mulai berlabuh di kepala saya. saya tidak terima dong. saya naik darah saat itu juga. si Rendi yang melihat saya emosi kemudian menantang duel. saya meng-iyakan itu semua. begitu duel, kepala saya diampit dengan satu lengannya dan perut saya ditonjoki dengan tangan satunya lagi. saya hanya mampu melawan sebisa saya. karena terakhir kali saya berkelahi itu saat kelas 3 sd, itu pun berkelahinya hanya jambak - jambakan rambut. :v

Nah, setelah kita berkelahi ada yang memisahkan saat itu. si Rendi kemudian mengancam akan mengeroyok saya sepulang sekolah. si Rendi punya teman kakak kelas beberapa orang. saat itu saya gak tau apa yang harus saya lakukan. sepulang sekolah pun saya langsung mengayuh sepeda sekencang mungkin. sialnya, si Rendi dan temannya sudah ada di depan. saya mulai ragu antara lanjut mengayuh sepeda melewati mereka atau menunggu sampai mereka pergi. namun saya beranikan diri untuk menghadapi itu semua. setelah melewati gerombolan teman Rendi, ternyata saya tidak diapa - apain. saya lega sekali saat itu. entah karena Rendi yang kasihan, atau Rendi yang belum cerita ke temannya, saya tidak tau itu.

Setelah saat itu, Rendi tidak pernah main fisik ke saya. namun ejekan serta hinaan masih sering ia lontarkan bahkan saat pelajaran berlangsung. saya merasa malu banget ketika si Rendi mengejek saya di depan guru yang sedang mengajar. memang ejekan itu bisa membuat teman saya ketawa namun bagi target yang diejek? it's make mentality break down b*tch.

Akhirnya saya benar - benar dendam dengan si Rendi. saya bahkan punya cita - cita ketika hari kelulusan itu tiba, saya ingin mengajak duel dia kedua kalinya. saya mulai belajar beladiri, push up min 100 x sehari, sit up, mulai nonjok - nonjok dinding rumah. semua saya lakukan supaya bisa mengimbangi si Rendi. setelah saya siap secara mental dan fisik untuk balas dendam, ternyata pas hari kelulusan saya tidak bisa datang. saya saat itu harus kerja ikut kakak saya. saya agak kecewa karena gagal untuk balas dendam ke Rendi. dan setelah kelulusan, saya jarang lagi ketemu dia. hidup saya berlangsung aman dan damai.

setelah dewasa, saya mulai tau alasan mengapa Rendi melakukan hal itu. saya rasa ketika dia mengejek saya, menghina saya, mencoba menjatuhkan saya di depan teman - teman saya, sesekali main fisik, semua itu dilakukan agar dia tidak menerima  hal itu dari orang lain. sehingga misal ada orang lain yang ingin membully si Rendi, tetapi karena melihat si Rendi membully orang yang lebih lemah kan jadi mikir, tidak jadi membully Rendi. seakan - akan dia menunjukkan ada yang lebih lemah dari dia. maybe, this is his reason. dan saya tidak akan melupakan ini semua.

Ataukah ini hukum karma yang saya terima dari kejadian sebelumnya? saya juga tidak tau. Semoga cerita ini membuka pengetahuan kita semua, apa itu bullying apa itu kenakalan yang keduanya sudah tak sepatutnya terjadi kepada siapapun. Terima gajih... Hehehe..

JANGAN PILIH LAKI – LAKI BAIK…!!!

  JANGAN PILIH LAKI – LAKI BAIK…!!!     Jika kamu kebetulan membaca ini, entah melalui perantara apapun itu.  PERCAYALAH.. Anda adalah o...