Thursday, January 11, 2018

FIKTIF Bin ABSURD : KONTET PERMANEN..



Tidak bisa dipungkiri bahwasanya saya ini lahir dengan keadaan minimalis ( Dibaca : Kontet ). Ya mungkin bayi – bayi biasa lahir paling dengan panjang 30-40 cm. tapi saya ini beda, saya lahir dengan panjang seukuran botol minyak telon.. *yang cap Badak yah..

Dan saya tumbuh diantara bayi – bayi tinggi lainnya. Sehingga ketika ada ajang pencarian bakat disalah satu stasiun TV ( Kalo gak salah namanya IMB = Indonesia Mencari Bayi ) saya gagal lolos audisi dikarenakan tinggi badan saya kurang. Saat itu juga saya mengalami despresi berat, disaat bayi – bayi lain sudah menggapai cita – citanya, saya cuma disini meratapi semua kegagalan yang saya alami. Bayi – bayi lain di desa sudah jadi macem – macem, ada yang jadi polisi, tentara, guru, bahkan jadi pengasuh bayi ( * bayi momong bayi). Saya merasa menjadi bayi yang gagal. Saya merasa kalau saya ini cuma sampah masyarakat. Saya tidak bisa membanggakan kedua orangtua, keluarga, dan Rakyat Indonesia tentunya. Karena kegagalan saya ini, saya sering diejek oleh bayi lain. Misalnya waktu saya beli es cendol di tukang bakso ( Tukang bakso juga jualan es Cendol), terus ada bayi yang seumuran saya yang sudah menjadi Kepala Desa di desanya itu melihat saya. Dia terus menatap saya dengan tatapan merendahkan. Sepertinya dia sedang bicara dalam hati seakan lagi mengata – ngatai saya. Dia masih terus menatap saya dan saya hanya bisa menunduk. Tiba – tiba terlontar sebuah kalimat dari mulutnya,

DASAR BAYI MISKIN!!! 

Dia menghina saya di depan tukang bakso, saya cuma bisa diam dan pulang ke rumah. Tiba – tiba tukang bakso menepuk punggung saya, dia marah karena cendol yang saya beli belum saya bayar. Dia juga menagih hutang – hutang saya. Waduhhh, saya cuma bisa pasrah dan tak bisa apa  - apa.
Saya pun hanya berdiam diri di rumah. Saya benar – benar merasa menjadi Bayi yang gagal. Sering sekali bayi – bayi di desa ngomongin saya, apalagi kalau lagi ngumpul di tempat tukang sayur. Mereka sering banget membicarakan kegagalan saya menjadi bayi. Ya mau gimana lagi? Ini sudah menjadi garis dari Yang Kuasa, saya lahir dengan tubuh pendek.

Sampai akhirnya saya merasa saya harus berdamai dengan diri saya sendiri. Gakpapa pendek yang penting saya bukan koruptor, saya juga tidak pernah membuat orang lain susah. Salah satu contohnya, saya kalau beli bakso gak pernah minta untuk tambah pedes, saya gak pernah nawar barang kalau belanja di supermaket, dan yang terpenting saya gak pernah ngirim sms penipuan ke siapapun, palingan saya ngirim sms ke nomer saya sendiri.

SELAMAT ANDA MENDAPATKAN SATU BUAH SMS DARI SAYA SENDIRI, Blaa… blaaa.. blaaa.. blaa..

Ya setidaknya saya tidak menyusahkan orang lain, siapapun itu. Sekarang saya mulai menjadi orang yang aktif, saya mulai mencari pekerjaan sesuai kemampuan saya ( meskipun saya tidak mempunyai kemampuan ). Saya giat untuk mengirim lamaran ke perusahaan – perusahaan di kota. Ya meskipun kerja di kota itu resikonya besar, sebesar gunung Jaya Wijaya di Tanah Papua. Banyak resiko yang harus saya hadapi saat di kota, salah satunya ditilang pak polisi karena mengendarai kendaraan tapi belum cukup umur (*padahal saya naik sepeda roda tiga), saya juga pernah salah jalur, jalur busway saya pakai untuk jalur kereta api, tapi bukan saya yang ditilang tapi masinisnya.

Tapi mau gak mau harus saya jalani semua ini, sampai akhirnya saya mendapat panggilan interview di salah satu perusahaan. Saya kemudian bergegas menuju ke perusahaan untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan. Sesampainya disana sana saya tidak bertemu siapapun, bahkan bangunannya pun kosong. Nampaknya saya sedang kena tipu daya Syaiton. Akhirnya saya pulang dengan rsa kecewa yang mendalam, saya pulang harus jalan kaki sejauh 9 meter. Ternyata perusahaan bohongan tadi di samping rumah saya. Hehehehe..

Saya kemudian mandi dan berencana untuk ikut seleksi pemadam kebakaran, kebetulan di kota saya sedang ada seleksi Anggota Pemadam Kebakaran untuk balita. Saya sangat tertarik, siapa tahu kali ini saya dapat diterima. Selesai mandi saya pun menuju ke tempat seleksi damkar. Masih terlihat sepi sekali tempatnya. Saya datang paling awal, kemudian ada balita muncul dari kejauhan, nampaknya dia juga akan ikut seleksi. Semakin dekat, saya sepertinya tidak asing dengan wajah balita ini. Saya perhatikan lagi dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat – singkatnya. ( wakakaka, malah teks proklamasi).

SIAL!!! Dia itu si Kepala desa kampret yang menghinaku saat beli es cendol kemarin. Sedang apakah dia kesini? Tanya saya dalam lubuk hati yang terdalam.
Si Kepala Desa kampret ini pun menghampiri saya, lalu dia berkata,

BAYI MISKIN MAU IKUT SELEKSI JUGA? GAK BAKAL KETERIMA? LAGIAN TINGGI KAMU CUMA 50 CM, KALAU MAU JADI ANGGOTA PEMADAM KEBAKARAN TINGGINYA HARUS 51 CM, KAMU TAHU KAN?

Saya cuma diam, dalam hati saya “ Yaelah, cuma kurang sesenti juga..”
Setelah menunggu lama, dan harus berhadapan dengan bayi kampret ini, akhirnya Panitia Penyelenggara mengumumkan jumlah pesertanya. Saya heran, kenapa cuma saya dan si kampret ini yang ada disini. Dan ternyata memang hanya kita berdualah peserta Seleksi Anggota Damkar nya.
SIAL!! KENAPA HARUS BERSAING LAWAN SI KAMPRET INI SIH? ( gunam saya dalam hati )
Akhirnya tes Seleksi pun dimulai, tes pertama adalah tes fisik dan kesehatan. Kita harus 300 kali memutari lapangan. * lapangan catur..

Tes ini menurut saya mudah, saya dapat dengan mudah memutari lapangan caturnya dengan mata tertutup. Tapi berbeda dengan saya, si Kepala Desa kampret ini malah menganggap enteng tes pertama ini, dia memutari lapangan sambil merokok. Kita semua kan tahu, bahwasanya memutari lapangan catur sambil merokok itu perbuatan ilegal. Tapi sang panitia tidak melihat itu sebagai sebuah pelanggaran. Dan skor kita di tes ini masih sama. Kemudian dilanjutkan tes yang kedua, yaitu tinggi badan, saya dan si kampret ini diukur tinggi badannya, barangsiapa yang lebih tinggi diantara keduanya, maka dia yang lebih unggul di tes kedua ini. Kemudian saya dan kampret ini pun menuju tempat pengukuran, kita berdua berjejer layaknya sepasang pengantin yang sedang melakukan resepsi dari dokter ( itu resep.. GBLK!! ). Dan tes ini pun dimulai, saya melihat tinggi dia 51,999999999999999 cm sedangkan saya cumaa 50,00 cm. mau gak mau dia yang lebih unggul di tes ini. Tapi saya harus tetap tenang, masih ada tes ketiga dan ini adalah tes yang terakhir. Di tes ini peserta yang berhasil unggul dari peserta lain langsung keterima sebagai Anggota Damkar. Ya, tes ketiga adalah praktek langsung. Kedua peserta harus dapat memadamkan kebakaran yang sedaang terjadi. Dalam tes ini, kebakarannya berasal dari jenggot panitia. Jadi kita harus beradu cepat untuk memadamkan kebakaran jenggot panitia. Saya dan si kampret ini sudah disediakan peralatan lengkap. Ini merupakan kesempatan terakhir bagi saya untuk membuktikan kepada Rakyat Indonesia bahwa saya pantas untuk menjadi Anggota Damkar.

Akhirnya saya dan si kampret ini pun bersiap siap digaris yang sudah ditentukan. Dalam hitungan ketiga tes ketiga ini dimulai, satu, duaaaa, tigaaa, dan kami pun berjuang memadamkan kebakaran jenggot panitia ini. Setelah setengah hari berjuang, tak kunjung padam juga nih jenggot. Saya curiga ini api bukan sembarang api, ini adalah api cemburu yang sulit sekali untuk dipadamkan. Setelah sekitar 24 jam memadamkan, akhirnya apinya padam juga. Dan jenggot panitia pun berhasih diselamatkan. Namun kita berdua masih menunggu keputusan panitia siapa yang juara dan menjadi Anggota Damkar. Setelah menunggu lama, akhirnya panitia memutuskan untuk memberikan juara kepada..

SI KAMPRET…

KAMPRET!! BENER – BENER KAMPRET INI ORANG.. KENAPA BISA DIA YANG MENANG? JELAS – JELAS YANG BERHASIH MEMADAMKAN ITU JENGGOT ADALAH SAYA..

Saya kecewa dengan putusan ini dan saya pun protes ke Panitia Penyelenggara, tapi Protes saya tidak digubris sedikitpun, sempat terlintas di pikiran saya apakah saya harus menggelar Demo? Atau Aksi Damai? Entahlah, saya rasa itu tidak perlu.
Akhirnya, si Kepala Desa kampret ini berhasil mengalahkan saya, sekarang ia bisa dengan mudah menghina saya dan yang terpenting dia sekarang menjadi salah satu Anggota Pemadam Kebakaran. Saya yakin bentar lagi dia akan menerima penghargaan sebagai Bayi Terpopuler di Ajang SCRadio AWARDS. Dan saya Cuma menjadi pecundang.

Akhirnya Panitia mengangkat si Kampret ini sebagai anggota barunya. Si Kampret ini di bopong dan diarak pakai mobil Pemadam Kebakaran. Tapi seperti ada yang aneh, Mobil Pemadamnya berbeda dengan Mobil Pemadam Kebakaran yang sering saya lihat di Radio. Di Mobil Pemadam yang ini tertulis “ MOBIL PEMADAM KEBAKARAN JENGGOT “. ANJAYYY!!! Ternyata madamin kebakaran jenggot toh, untung saya gak kepilih. Pantes saja yang ikut seleksi cuma dua biji. Ternyata bukan Pemadam Kebakaran yang asli toh. Alhamdulillah… saya bersyukur banget pokoknya. Saya sudah gak mau mikir pusing tentang jadi apa saya selanjutnya. Karena semua sudah ada yang ngatur, kita sebagai Ciptaan Allah seharusnya mengikuti Aturan yang Dibuat-Nya. Kita jalani apa aja yang ada, begitu ada kesempatan kita gunakanlah sebaik mungkin, dan jangan samapi lupa untuk bersyukur atas nikmat Dari-Nya. Karena masih banyak diluar sana yang nasibnya tidak seberuntung kita dan mereka malah bisa dengan mudah untuk tetap bersyukur.

NGOMONG – NGOMONG UDAH DULU YA? PEGEL NGETIK SEBANYAK INI, SAMA PEGELNYA KAYAK HARUS BOPONG GUNUNG MERBABU DI PUNDAK…
SUDAH DULU YA? OH, IYA.. INI HANYA CERITA FIKTIF BIN ABSURD.. JANGAN DIBAWA SERIUS!!!
SALAM  DARI BAYI DESA ANTI-MAINSTREAM!!!

JANGAN PILIH LAKI – LAKI BAIK…!!!

  JANGAN PILIH LAKI – LAKI BAIK…!!!     Jika kamu kebetulan membaca ini, entah melalui perantara apapun itu.  PERCAYALAH.. Anda adalah o...